Rabu, 04 Januari 2017

Tinggalkan kota

Malam ini, ku tinggalkan kotaku
Menuju tanah tempatku mengawali ejaan hidup
Ku tinggalkan apa-apa yang menyesakkan dari hari-hariku disini
Bersama jejak-jejak yang pernah kau tinggalkan bersamaku
Malam ini, dihantar bulan yang enggan nampak
Aku pulang
Entah kapan ku akan temukan suaramu kembali
Tapi ku harap kau baik disana
Ku harap kita berdua masih di do'a yang sama sayang

ع.م.ن
Depok, menuju bandara

Aku memang egois

Aku memang egois
Mencintai dan merindukanmu sesuka hatiku
Memberontak sendiri pada jarak
Mencari-cari celah untuk mendengar suaramu
Padahal tak semestinya ku lakukan itu
Akupun iba pada diriku sendiri
Yang terlampau menyayangimu
Yang bersedia setiap malamnya kau datangi dalam mimpi
Berharap ketika bangun pagi kau sapa dengan manis
Aku marah pada diriku yang berharap kau lakukan itu semua

Aku memang egois
Masih menunggumu membuka pembicaraan tentang diam
Karena aku mulai tak mampu membendung rasaku
Sejuta rasa yang merajai benak juga jiwaku
Jawaban tentang mengapa kau lenyap begitu saja
Meninggalkan aku bersama kesendirianku
Meninggalkanku dengan tak satupun kata yang bisa ku mengerti
Lenyap bak ditelan nestapa

Aku memang egois
Tak mampu bersabar untuk memberimu waktu dan ruang untuk sendiri
Aku terlalu mencarimu
Menyapamu terlalu sering
Merindukanmu terlalu banyak
Mencintaimu tak terbilang
Ini keegoisan yang ku benci
Kau entah pergi kemana, entah untuk kembali ataun tidak
Aku tak tau

Aku memang sangat egois
Membiarkanmu pergi
Meninggalkan apa-apa yang telah kita mulai
Menjauhi hal yang kita khawatiri
Menyembunyikan rasa yang kita miliki
Membendung isak juga rindu sendiri-sendiri.
Mestinya aku tak seegois ini.

Maafkan aku yang egois ini
Karena sampai saat ini aku masih menunggumu.
Maafkan aku

ع. م. ن
Depok, 4 Jan 2016