Setelah
mengumpulkan banyak sekali asumsi di kepala dan memasukkannya dalam
kubikel-kubikel yang sebelumnya sudah ku labeli dengan nama keluarga, mimpi,
pasangan, masa depan, prinsip, misi, sahabat, pekerjaan dll.
Setiap
harinya, kejadian yang kualami, percakapan, tontonan atau bacaan yang ku baca
masuk dan mengisi ruang-ruang kosong tersebut.
Sebulan
yang lalu, aku menghabiskan potongan-potongan hariku di belakang meja salah
satu ruang tempat kerjaku, aku baru saja mendapat tugas baru. Di sela-sela
pekerjaan yang padat, seorang teman bercerita tentang tingkah lucu
anak-anaknya. Menggemaskan sekali. Namun sepotong cerita yang menjadi ku ingat
sampai hari ini, begini ceritanya.
Percakapannya
kurang lebih begini:
Sulung:
Mem, hari ini Aa gak mau ke sekolah! (sambal pasang wajah merengut)
Mem:
lho kenapa Aa gak mau sekolah?
Sulung:
Aa gak suka upacara, pokoknya Aa gak mau ke sekolah
Mem:
kenapa Aa gak suka upacara?
Sulung:
Aa selalu disuruh di depan, karena paling kecil. Jadinya kan Aa gak bisa gerak
dalam waktu lama
Mem:
berarti karena gak suka upacara Aa gak suka sekolah hari senin?
Sulung:
ia, Mem, hari ini akum au belajar di rumah aja.
Mem:
Aa, Aa pernah gak bertengkar sama temen di sekolah? Atau pernah gak ada
perasaaan gak suka sama adek?
Sulung:
pernah
Mem:
sekarang Aa masih main gak sama teman Aa itu?
Sulung:
iya, mashih
Mem:
A, lihat Mem. Dalam hidup ini ada banyak hal yang kita tidak suka, gak sesuai
dengan kita, gak cocok. Tapi bukan berarti kita berhenti hidup kan? Sama seperti
tadi, Aa pernah gak suka sama temen Aa tapi aa gak berhenti berteman, pernah
berkelahi tapi akur lagi. Begitu juga sekolah dan upacara. Aa gak suka upacara
bukan berarti aa gak berangkat ke sekolah.
Mungkin
sekilas percakapan di atas itu ringan sekali, sama seperti kita yagng mungkin
dulu menolak berangkat les, atau mencari-cari alasan ketika akan pergi mengaji
ke surau di ujung desa, tapi lihat pesan yang disampaikan oleh si Mem sebagai
Ibu,nasehat yang angat menakjubkan bahwa hidup akan mempertemukan kita
dengan hal-hal yang berbeda degan kita, tidak sesuai gaya atau bahkan mungkin
bersebrangan dengan apa yang kita Imani dan yakini akan selalu menenmani
hari-hari kita, tapi semua itu bukanlah alasan untuk kemudian membenci hidup, hidup harus tetap
berlanjut.
Bahwa hidup adalah tentang menerima, meretas, tumbuh dan
berbahagia.
Depok, 6 Maret 2018
sambil nahan mules karna tesis gak kemana2