Selasa, 06 Maret 2018

nasehat dari Mem


Setelah mengumpulkan banyak sekali asumsi di kepala dan memasukkannya dalam kubikel-kubikel yang sebelumnya sudah ku labeli dengan nama keluarga, mimpi, pasangan, masa depan, prinsip, misi, sahabat, pekerjaan dll.
Setiap harinya, kejadian yang kualami, percakapan, tontonan atau bacaan yang ku baca masuk dan mengisi ruang-ruang kosong tersebut.
Sebulan yang lalu, aku menghabiskan potongan-potongan hariku di belakang meja salah satu ruang tempat kerjaku, aku baru saja mendapat tugas baru. Di sela-sela pekerjaan yang padat, seorang teman bercerita tentang tingkah lucu anak-anaknya. Menggemaskan sekali. Namun sepotong cerita yang menjadi ku ingat sampai hari ini, begini ceritanya.

Percakapannya kurang lebih begini:

Sulung: Mem, hari ini Aa gak mau ke sekolah! (sambal pasang wajah merengut)
Mem: lho kenapa Aa gak mau sekolah?
Sulung: Aa gak suka upacara, pokoknya Aa gak mau ke sekolah
Mem: kenapa Aa gak suka upacara?
Sulung: Aa selalu disuruh di depan, karena paling kecil. Jadinya kan Aa gak bisa gerak dalam waktu lama
Mem: berarti karena gak suka upacara Aa gak suka sekolah hari senin?
Sulung: ia, Mem, hari ini akum au belajar di rumah aja.
Mem: Aa, Aa pernah gak bertengkar sama temen di sekolah? Atau pernah gak ada perasaaan gak suka sama adek?
Sulung: pernah
Mem: sekarang Aa masih main gak sama teman Aa itu?  
Sulung: iya, mashih
Mem: A, lihat Mem. Dalam hidup ini ada banyak hal yang kita tidak suka, gak sesuai dengan kita, gak cocok. Tapi bukan berarti kita berhenti hidup kan? Sama seperti tadi, Aa pernah gak suka sama temen Aa tapi aa gak berhenti berteman, pernah berkelahi tapi akur lagi. Begitu juga sekolah dan upacara. Aa gak suka upacara bukan berarti aa gak berangkat ke sekolah.

Mungkin sekilas percakapan di atas itu ringan sekali, sama seperti kita yagng mungkin dulu menolak berangkat les, atau mencari-cari alasan ketika akan pergi mengaji ke surau di ujung desa, tapi lihat pesan yang disampaikan oleh si Mem sebagai Ibu,nasehat yang angat menakjubkan bahwa hidup akan mempertemukan kita dengan hal-hal yang berbeda degan kita, tidak sesuai gaya atau bahkan mungkin bersebrangan dengan apa yang kita Imani dan yakini akan selalu menenmani hari-hari kita, tapi semua itu bukanlah alasan untuk kemudian membenci hidup, hidup harus tetap berlanjut.
Bahwa hidup adalah tentang menerima, meretas, tumbuh dan berbahagia.


Depok, 6 Maret 2018
sambil nahan mules karna tesis gak kemana2