Rabu, 25 Juli 2018

Dear

Dear my future husband.

(1)
Nanti, kalo kita sudah tidak berdua lagi. Anak2 kita yang lucu lahir, aku mau kita tetap menjadi dua orang kekasih. Aku adalah pasanganmu dan kau adalah pasanganku. Anak2 kita tetaplah orang lain dalam hubungan kita berdua.
Aku memgerti, mereka adalah darah daging kita, buah cinta kita, tapi please, jangan lupakan bahwa kita dulu adalah dua orang yg saling mencintai, saling mengerti dan saling mendengar juga saling sayang. Aku tak bermaksud khawatir cintamu akan terbagi pada anak-anak, aku akan bahagia sekali jika kau menjadi ayah yang penyayang, tapi tetaplah menjadi pasanganku. Karena bagaimanapun honey, esok lusa anak2 kita akan memiliki hidupnya sendiri. Kita akan menua berdua bukan? Maka tetaplah mengajakku berbincang tentang apapun itu seperti dulu saat kita masih berdua saja di rumah ini, tetaplah bercerita tentang perasaanmu di tempat kerja, tntng buku yg kau baca, tentang film, tentang rencana liburan akhir tahun kita. Tetaplah seperti itu. Karena kita sepasang kekasih yang sambilan menjadi orang tua.
Sayang, tetaplah mengajakku jalan2 berdua dipinggir pantai tanpa anak2, tetaplah mengirimkan puisi disela-sela jam kerjamu yg membuatku tersipu malu, tetaplah seperti itu. Tetaplah merayuku meski ku tau kau sedang berbohong bahwa aku adalah perempuan yg cantik :p
Tetaplah menjadi kekasihku. Aku melihat kita berdua di umur senja, tetap berbincang seru dan tertawa bersama sembari melihat anak2 kita tumbuh menjadi apa yang mereka impikan dan yang kita harapkan. Terimakasih utk kesediaanmu menjadi kekasihku.

(2)
Aku sedang bersedih saat ini, beberapa klien yang datang ke kantorku bercerita tentang perihnya hidup dalam rumah tangga. Aku sedih sayang, karena ternyata dunia tak cukup aman untuk anak-anak pun orang dewasa. Kau tau? Salah satu mata air masalahnya adalab komunikasi, huft. Aku sadar, kemampua  komunikasiku dalam waktu2 tertentu sangat buruk, aku bisa saja lanhsung terdiam saat sesuatu yg buruk terjadi, aku bisa saja tersenyum sinis, aku bisa saja marah2 tak jelas atau aku terkadang langsung menangis. Seperti yang kau tahu, aku terkadang maasih sangat labil, maka ketika aku bertingkah tak karuan. Ku mohon, ku mohon dengan sangat bantu aku untuk kembali normal, bagaimana caranya? Aku juga kadang bingung hahaa.
Kadang aku suka kau membujukku, mengajakku berbicara dengan suara paling rendah yang kau miliki, mengajakku berfikir rasional dan mengurai masalah yang kita hadapi. Namun terkadang, aku juga menginginkan waktu utk sendiri, tanpa kau bertanya apapun maka biarkan aku sendiri. Hanha ada dua itu kemungkinan yang bisa menjadi caramu menolongku. Maaf jika aku banyak menuntut. Kaupun berhak menuntut apapun dariku, bukankah kita akan membangun bahtera ini bersama? Mari saling bangun 😘

(3)