Halo Ray
Aku merasa harus menulis ini utnukmu, kau tau apa yang telah ku perbuat dengan hidupku sendiri? Iya kau benar. Aku baru saja bermain api dan terbakar.
Aku melihat diriku dalam kehancuran, rapuh dan tak tau arah pulang kau tau? Ini berat untuk ku jalani, lelah sudah aku menangis. Habis sudah kopi di depanku
Aku merasa menjadi seoonggok daging pengecut malam ini, di hadapan kenyataan pahit ini.
Ray, tadi seharian aku di kampus, di hadapanku duduk seorang ibu paruh baya, ku tebak dirinya adalah dosen berumur 30 awal. Ku lihat aura bahagianya bertemu mahasiswa, menerima konsultasi tugas akhir, mendengar keluh kesah mahasiswa dan juga mendengar presentasinya. Kau tau Rey? aku melihat diriku juga duduk di sana. Menjadi apa yang selama ini ku kejar. Menjadi orang yang dikelilingi oleh orang yang tak pernah bosan belajar, tapi apa yang selama ini ku lakukan? Mengapa ku lihat diriku menjauh dari garis finish?
Ray,
Saat ku tulis ini, aku sedang duduk di pojok salah satu kedai kopi a la urban, tempatku sering mengahbiskan waktu. Aku snediri Ray. Ketika aku membawa orang-orang kembali ke jalan mereka, saat ini akulah yang tersesat itu. Akulah seseorang yang tak tau arah pulang dan datang itu. Itulah aku Rey…
Baru saja Mamak menelfonku, mendengarku menangis ku tau dirinya menangis lebih keras dibanding aku, hatinya jauh lebih terhujam dan koyak dibanding aku.
Ku tau di balik tawanya yang lirih, dia menyimpan tangisnya karena mendengarku menangis, maaf Mak, tapi tak ada satupun yang mampu memahami apa yang sedangku rasa selain kau. Tidak ada!
Bergantian Mamak dan Bapak berbicara pada ku tentang inilah makna perjuangan, ketika kita harus melawan diri sendiri dan terus maju. Berkali-kali mamak berkata, ini anak mamak dipeluk dulum ah mamak kau tau saj taka da tempat teraman selain pelukmu. Tidak ada.
Sini anak mamak baring dipangkuan mamak, mamak belai rambutnya. Aduh Ray, itu adalah hal yang paling menyenangkan dari pulang, itulah mengapa mala mini ingin ku pulang sekejap, hanya untuk tertidur diantara kedua tangan Mamak
Tapi Ray,
Kata Bapak, semuanya harus dihadapi dengan berani, ku tau aku telah melakukan banyak sekali kesalahan yang sudah ku perbuat. Semuanya harus ku terima, bahwa ini tentang proses, tentang belajar mencintai diri sendiri dan juga memaafkan apa-apa yang telah ku perbuat.
Terimakasih Rayhana Muttaqiya saahabatku...
Terimakasih Ray, telah mendengar pembicaran antah berantah ini (
Aku harus kembali ke Word Tesisku, bye
Coffee toffee, 31 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar