Suatu hari
Matahari sedang terik-teriknya
Aku berteduh dibawah pohon waru dengan bunga yang masih kuning cerah
Nampak beberapa jam yang lalu baru saja mekar
Hari ini cukup memeras peluh, gumamku.
Mengejar banyak sekali ego yang tertinggal di masa lalu…
Dan diperjalanan kali ini
Tugasku adalah membayarnya lunas, tuntas.
Belum kering tetes peluhku
Beterbangan kupu-kupu ungu di hadapanku
Elok sekali
Guratan warna ungu dan kuningnya serasi
Cantik
Kupu-kupu itu terbang berlalu
Ku ikuti perginya
Kadang ia lambat tapi terkadang cepat terbangnya
Ku rasakan peluhku menetes
Aku sudah jauh meninggalkan waru berbunga kuniing
Perlahan, ku dapati diriku terbawa kupu-kupu
Dan sekarang aku tepat berdiri di depan sosok tinggi
bersepatu kulit
Tak ku enal sosok itu
Tapi kemana kupu-kupu tadi
Kulihat kupu-kupu terbang dan mengecil
Masuk ke dalam bola mata kanan sosok yang berdiri di depanku
Sekarang
Kupu-kupu lenyap sudah
Keindahannya berpindah ruang
Dua bola mata itu menjelma sangat indah
Seolah mengajakku masuk ke dalamnya
Bersama, bersemayam bersama kupu-kupu ungu.
Tapi tidak Tuan
Sahaya harus kembali ke pohon waru
Disana tertinggal ego yang harus terbayar sebelum senja
menjelang
Barlah hanya kupu-kupu itu yang mengisi ruang bola mata
hitammu
Aku harus beranjak Tuan
Selamat siang.
Depok, 12 September 2017
*di tulis disela-sela baca jurnal :)
tesis oh tesis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar