Minggu, 13 Desember 2015

Hujan

sejauh dan sekencang apapun kita berlari, 
selalu saja hujan dan jutaan tetes airnya berhasil menghempaskan kita kepada ingatan masa lalu,
hari ini, ketika hujan sepakat membasahi tanah 
maka bersama dengan itupula jutaan rasa menyeruak, 
ribuan rindu tak lagi mampu terbendung, 
bau tanah dengan baik hati membawa setiap lamunan para durjana.
sempurna sudah kegagalan kita bersembunyi dari masa lalu.
ditempat berbeda, rasa hujan selalu sama. syahdu.

bersama hujan, memori tentang potongan-potongan kisah tertata rapi
bermain ibarat drama, 
sekali komedi mengundang gelak tawa
namun tak luput dari derai air mata jika adegan yang terlihat adalah kepahitan
aduhai hujan, bersama airmu
ijinkan diri yang bersimbah kenangan jug rindu ini terlepas barang sejenak
menyaksikan pelangi mu
menikmati sejuk aromamu.

malang, 13-12-15
*diambil dari Fb :)

Kamis, 01 Oktober 2015

mahal

bila kau hendak ke pasar dan melihat ragam hal
kau akan temukan yang mahal
juga banyak yang murah
kau akan belajar melihat nilai, membanding serta memilih
kau juga akan bertemu penawaran, penolakan dan juga penerimaan
kau akan temui segalanya dipasar kawan
kau akan tau bahwa tak semua yang terbaik mahal harganya
namun kau juga akan tau bahwa hal berharga akan dijual dengan harga mahal
kau dapat mengajukan penawaran
akan tetapi suara pasar akan lebih riuh
nak,
pahamilah bahwa hal berharga sepaptutnya dihargai dengan hal tinggi
sehingga esok lusa, hargailah setiap usahamu, setiap do'amu
agar kau mengerti yang kau dapakan adalah yang tinggi nilainya
memang tidak akan selalu berarti berkilau
akan tetapi nilainya, belajarlah melihat nilai dibalik yang berkilau nak

Rabu, 30 September 2015

Cerita jarak




Dulu takut akan perpindahan dan jarak yang membentang,
Takut akan meninggalkan apa-apa yang terlanjur dicintai dan  takut akan berjarak dengan siapa yang terlanjur telah dititpkan sepotong perasaan juga rasa
Dulu, berpindah dan jarak menjadi mimpi buruk di setiap malam
Menjadi menyesakkan dada, mengungkung syaraf, perih bila diingat
Dulu, air mata seolah kering setiap kali berhayal tentang betapa kejamnya jarak
Merenggut segala apa yang telah berhasil diajak berdamai
Iya, jarak dan perpisahan selalu menyisakan isak tak berkesudahan
Menambah sayatan-sayatan halus di sisi hati
Menerkam dengan rindu tak bertepi
Menampar keras dengan kenyataan
Namun, hari ini
Apa yang terjadi dengan jarak juga perpisahan?
Hari ini jarak itu bercerita kepada kita wahai jiwa yang merana karenanya
Bercerita tentang betapa sakitnya menjadi jarak
Betapa jarak telah bertutur jujur tentang banyak hal yang tak Nampak oleh indra
Jarak bercerita dengan bahasa sederhananya
Tentang rahasia rasa
Tentang pada siapa sebenarnya rindu terpaut
Pada siapa hati terbawa separuh
Dengan apa senyum merekah rela
Jarak bercerita tentang itu
Jarak pula yang kemudian menuntun kita melihat
Melihat siapa yang oleh alam diseleksi menjadi kenangan
Melihat siapa yang bersahabat meski berjarak
Melihat makna kesetiaan, persahabatan,  rindu, penghianatan juga benci
Jarak dan perpisahan bertutur manis tentang itu kawan.
Dapatkah kau membaca ejaannya dengan indah
Jika ia, maka hapuslah bulir bening dipipi ronamu
Karena jarak tau makna jarak sesungguhnya.

Batu, 1 oktober 2015

Selasa, 03 Februari 2015

pilihlah



sama halnya dengan kita tidak dapat memilih terlahir dari rahim siapa dan tumbuh kembang di dalam keluarga dan lingkungan yang bagaimana, kita pun tidak bisa memilih rencana-rencana Tuhan yang lain. Termasuk akan dipertemukan dengan siapa di dalam bilik-bilik hidup. Kita sama sekali tidak bisa memilih ternyata Tuhan mempertmukan kita dengan orang ter-menyebalkan sejagad raya , mempertmeukan kita dengan orang yang tak tertandingi baiknya, atau mungkin mempertemukan kita dengan orang yang tidak diharapkan. Tapi apa daya, bukankah kita hanya lakon? Ada kabar baik dari burung pipit tadi senja. Katanya kita bisa memilih mendengar siapa, menatap mata yang mana, berbicara tentang apa, bertingkah seperti apa, merunduk tunduk kepada isme yang mana, bahkan mampu memilih kapan mendengar dan kapan tuli, kapan melihat dan kapan buta, kapan merangkul dan kapan melepaskan. Kata pipit itu, kita masih bisa memilih untuk itu kawan 

Yogyakarta
4 feb 2015

Rabu, 28 Januari 2015

satu tempat

ada satu tempat
yang setiap bulir tanahnya menyerukan perjuangan
ada satu tempat yang setiap tetes airnya membisiikan do'a
ada satu tempat yang seluruh gerakan di dalamnya menjadi bayang setiap daun yang pernah tumbuh di dalamnya
pohon yang kemudian berbuah
menggugurkan daunnya untuk tetap bertahan di gersangnya bumi
pohon yang tak seluruhnya menjulang tinggi
terkadang satu dua diantaranya layu sebelum berkembang
terkadang pula tanahnya terlampau gersang untuk dapat berbuah
tapi tempat itu selalu seperti itu
sealu bersenandung tentang roda kehidupan yang tak akan pernah terthenti sebelum titah Tuhan
Di tempat itu
aku belajar tersenyum dalam lara
aku mengeja tngis dalam haru
aku menoreh tinta cerita tak terlupakan
di tempat itu
ku belajar menapakkan kaki di atas tubuhku sendiri
ku belajar merangkak di depan bayang-bayang ku
tak banyak yang melihat bayang-bayang itu
tapiaku dapat bercermin padanya di saat sendiri

23 agustus 2014

nak III



Nak..
Jangan biarkan rumahmu tanpa jendela, biarkan udara segar masuk dan menyejukkannya. Bila Nampak kotor dan kurang tertata rapi, rapikan selagi kau ada waktu dan masih ingin kau rapikan.
Sejenak kau mungkin akan disapa angin berdebu, bila seperti itu segeralah tutup jendelamu atau bila terlanjur debu itu masuk, biarkan saja. Anggap saja debu itu peringatan agar kau lebih rajin memperhatikan lngkungan sekitarmu,
Nak, di rumahmu kau berhak seutuhnya menentukan siapa tamu yang kau perkenankan masuk dan kau persilahkan hanya berserambi saja. Banyak yang akan lewat di depan rumahmu dengan semua warna yang mereka miliki, akan tetapi harus kau ingat bahwa rumahmu adalah milikmu sepenuhnya jadi tidak semua orang kau biarkan masuk ke ruang inti, mungkin si A hanya di halaman, si B hanya di serambi, si C hanya di ruang keluarga dan ada orang yang perkenankan masuk ke dapurmu atau ruang tidurmu. Pandai-pandailah melihat tetanggamu, rumah disamping depan dan belakangmu, sapa mereka sekala waktu, hibur mereka siapa tau ada atap mereka yang bocor atau halaman mereka ditumbuhi rumput ilalang, jangan kau kokohkan dirimu semata karena untuk kokoh dan tetap anggun kau buth tetanggamu.
Nak.
Jika esok lusa badai datang, gunakana segala kemampuanmu untuk bertahan, berpeganglah terus pada pondasi-pondasi yang selama ini kau gunakan berdiri anggun disana…
Nak, ada waktunya nanti kau akan ditinggal sendiri berdiri datanah lapang itu, pada waktu sendiri yakinlah selalu ada tangan yang mengatur langkahmu, sekecil apapun itu selemah apapun kamu berdiri. Yakinlah  tangan itu tak akan pernah lelah sedikitapun mengawasi setiap bagian darimu pun tak pernah tertidur barang sebentar untuk sekedar luput menjagamu, Dia selalu terjaga, selalu mendengar setiap suara dari dalam dirimu.selalu itu, entah suara itu berbentuk gema atau hanya bisikkan kecil.
Kuatlah selalu nak J

10 oktober 2014
Gajahwong































tidak ada eufori



"tidak ada eufori"

tidak ada euforia mudik dengan segala hiruk pikuknya tahun ini
tapi apa lantas ada yang kurang ?
bisa jadi, tapi biar saja
tidak ada lebaran di kampung halaman tahun ini..
tapi apa lantas tidak berbahagia?
tentu saja sedih tapi tak mengapa
tidak ada euforia baju baru dan makanan khas tahun ini
tapi apa lants tidak bersyukur?
tentu saja tidak..
sedikit nyesek tapi aku tak apa2
bukannya sodara kita di negeri yang kini sedang di rundung nestapa
bersedih saban hari hingga tak ada lagi sisa air mata
ia mereka yang sedang di Gaza
sungguh, tidah ada euforia mudik karena orang terkasih telah sungguh berpulang
sungguh tidak ada euforia pakaian baru karena simbahan darah menjadi saksi untuk jannah
sungguh tidak ada euforia makanan khas karena kehilangan menghapus lapar dan dahaga
sungguh, tidak ada euforia pesta kembang api di malam takbiran karena yang meletup bukan hanya kembang api,
tapi, api yang siap meluluh lantahkan negeri
sungguh tidak ada bunyi bedug bertalu2
mengiring meriah lantunan takbir
tapi, takbir yang tak terputus sepanjang rudal yang bertalu...
sungguh..
lebaran ini untuk mereka
sodara2 kita di tanah Gaza

27 ramadhan 1435H/25 juli 2014

sajak malam



Tak lagi ada beda putih dan hitam
Karena pada jam satu malam
Kita memaksa menilik dalam hutan nan kelam
Sapen, 7 Me1 2014