Rabu, 10 Agustus 2016

Dengan alasan

Beberapa malam terakhir ini ada satu sesi pengantar tidur yang saya nikmati sekaligus saya khawatirkan untuk menjadi candu baru.

Sebenarnya bertukar cerita, mendengar dan (lebih banyak) didengarkan adalah cara saya untuk menemukan insight-insight baru, sara pandang baru, kekuatan baru, dan juga kebingungan baru. Dan saya menjalani ini tidak dengan banyak orang. Hanya orang-orang tertentu saja.yang mungkin punya kesukaan yang sama.

Setelah mendengar cerita, atau menceritakan pengalaman masa lalu saya hampir selalu menemukan kenyataan bahwa setiap apa yang terjadi pada diri kita memiliki setidaknya satu alasan mengapa kita harus mengalami hal-hal pahit itu, mengapa kita dipertemukan dengan orang-orang yang pernah mengisi hari-hari kita dan kemudian pergi, mengapa kita harus menemui kehilangan, merasakan sakit, memilih pilihan-pilihan sulit, dan mengapa2 yang lain.

Sesungguhnya. Semuanya kita alami dengan alasan. Hanya saja alasan yang kita fahami berbeda, atau mungkin berubah seiring berjalannya waktu. Maka tidak heran para tetua berkata *biarkan waktu yang menjawab*.

Alasan yang kita fahamipun berbeda terkadang kita bisa belajar memetik buah hikmah karena telah merelakan apa-apa yang terjadi dan juga tak jarang kita terkungkung dengan keyakinan yang kita bangun sendiri yang mungkin belum nampak kebenarannya.

Latihan melihat alasan2 inilah yang perlu dilatih dengan baik  Dan semoga kita termasuk yanh melihat alasan positif. :)

Bogor (yg katanya kota hujan tapi tetap panas)
*after nice long talk, 10 08 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar