Kamis, 11 Januari 2018

cermin 2017

Sudah terlambatkah untuk menulis resolusi? Hahah
Ini sudah minggu kedua januari dan saya baru akan menulis resolusi di blog ini. dari pengalaman-pengalaman yang lalu saya menulis resolusi tahunan dan mengevaluasinya setiap akhir tahun yang sepertinya sangat tidak ideal untuk evaluasii karna banyak resolusi saya yang bahkan saya lupa. Hahaha saya juga tidak mau membuat pembenaran-pembenaran berantai di tulisan ini, dari 14  hal yang saya jadikan resolusi di 2017 saya hanya berhasil mengerjakannya 5 saja… what? Lima?? Haha kemana aja saya ini.

“berbagi di akhir bulan”
Well, saya gak bilang kalo target ini berhasil tapi saya sudah berusaha sebisa yang saya bisa, entah itu dalam bentuk rupiah, gift kepada teman lama atau teman-teman di sekitar (buku, makanan, kitab suci) atau oleh-oleh. Sebenarnya bukan ini yang saya maksud tapi karna satu dan tapi saya mau menulis beberapa hal yang saya pertimbangkan kemudian, maka saya jadikan itu sebagai pengganti pencapaian saya. Tahun ini target ini masih tertulis J semoga istiqomah

“Puasa daud sebulan”
Hmmm… in resolusi yang separuh berhasil setengah gagal, mengapa? Really, dengan banyaknya godaan saya ternyata tidak cukup mampu melakukannya full.. hiks. Saya Cuma mampu setengah bulan, itupun dengan sisa-sisa energy yang saya punya. Mungkin saya kurang tekad yang bulan (badan aja yang bulat, maunya sih tekad juga L), tapi dari dua minggu itu saya bisa belajar dan merasa perubahan terjadi tipis-tipis pada diri saya. Sederhananya adalah saya merasa diri lebih positif. Ini juga masih tetap masuk dalam list resolusi tahun ini, semoga lebih baik.

“belajar sampai mahir 5 resep masakan baru”
Hahaha…ini adalah resolusi yang saya suka, apa aja yang saya bisa buat dengan baik selama setahun terakhir? Hahaha.. sebenarnya ini adalah salah satu cara saya untuk memaksakan diri belajar masak, dan alhamdulillahnya tahun 2017 banyak embenturkan saya sama keadaan yang mewajibkan saya untuk “kreatif” masak, contohnya ada temen yang sakit dan pengen makan aneh, atau ada teen yang tiba2 ke kosan minta dimasakinlah… well, apa aja? Saya berhasil mengolah jengkol (makanan yang selama in saya takuti karna konon baunya yang ajib bgt) tapi no problem, saya akhirnya bisa olah jengkol jadi sambel pake teri dan balado yess… J, kedua adalah kolak, kata kak nung sih kolakku lumayan enak (bisalah jadi bekal Ramadhan depan, kaliaja kita sdah bisa buka berdua..eh ) ketiga, sup jagung ala-ala aceh, sebenarnya saya terinspirasi dari bang Ikhwan seorang teman dari aceh yang romadhan dua tahun lalu membuat sup jagung ketika kami buka bersama, berkat bantuan dia akhirnya saya mencoba dan not too bad. Hihihi, keempat, apa ya? Hmmm…saya sudah bisa mengolah satu jenis sayur yang saya lupa namanya, kalo dibahasa sumbawa sih temuruk. Pohonnya menjalar buahnya panjang2. Saya belajar masak ini dari kak Nung, dan kata dia buatan saya lebih baik dari buatannya..wkwkw terakhir adalah tempe bacem primadona, haha… in adalah andalan saya, bagaimana nggak, bebrapa teman bahkan datang menginap ke kos hanya untuk dimasakin tempe bacem :D, bahkan ada yang mengira saya orang jawa karna konon katanya rasa tempe bacem saya Njawa banget, lebih konyol lagi ada teman yang membawa tempe mentah ke kosan untuk dimasakin bacem, setellah mateng dia bawa deh semua tempenya ke kosan dia.. (ini macam teman apa y) hahahaha. Baidewei saya bahagia bisa masak untuk orang lain J
Eh ini terpanjang ternyata upppps

“visiting 2 states”
Well, ini resolusi yang berhasil juga, maret kemarin dengan bermoduskan conference, akhirnya saya bisa ke Singapore dan Malaysia. Perjalanan yang cukup menyenangkan. Konferensinya di Malaysia tapi karna aji mumpung, jadilah saya dan satu orang teman berbelok dulu ke Singapore dan jalan seharian bawa-bawa koper, nyampe Singapore tengah malam, tidur di bandara dan lanjut jalan explore Singapore seharian dan tengah malam selanjutnya kami menuju kuala Lumpur dengan bus. Perjalanan yang mengasyikkan. Backpacker ala-ala. :D

“seminar proposal tesis di Desember”
Alhamdulillah pas banget dipenghujung tahun ini jadwal seminar proposal tesis berhasil dilalui dengan nilai yang alhamdulillah memuaskan. Setelah bergonta-ganti judul akhirnya sreg dengan gejala diri sendiri yaitu kecemasa hahaha. Ini cara sih sebenrnya untuk lebih mengenal diri sendiri dan berdamppak pada orang lain..eaaak..
Selain yang saya anggap berhasil itu, saya ada resolusi yang sudah saya jalani tapi gak penuh seperti puasa di ayyamul bidh, pengajian di MUI hari ahad jurnal dan konferensi (Cuma dua padahal di resolusinya 4), silaturrahmi,. Beberapa resolusi itu setengah mateng banget dan banyak alfanya hiks.
Then? 
Selain yang baik-baik di atas saya juga mau nulis yang fail. Seperti ikut seminar parenting, kelas mendongeng, nulis review buku di blog setiap bulan, IPK, visiting Celebes, belajar bahasa belanda. Ke panti asuhan, rutin tahajjud dan dhuha, mewajibkan diri sholat di awal waktu, membaca rutin al-qur’an dan artinya dua halaman tiap hari. Banyak kan? Hiks saya sedih melihat banyak waktu saya yang tidak termanfaatkan dengan baik. Tapi hidup harus tetap berlanjut. Resolusi 2018 harus lebih baik.

So..
Dari sekian banyak list yang gak terkerjakan itu, aku nyoba melihat kesalahannya dimana. Mungkin bisa jadi bahan evaluasi biar jadi bekal ngeGOALin resolusi di 2018.

a.    Urutkan skala prioritas
Ini penting banget menurutku, setelah ngereview list di atas. Beberapa hal besar yang ku lakukan di 2017 ternyata tidak singkron dengan listyang ku buat akhir tahun, bisa dikatakanlah melenceng gitu ya? Nah akhirnya energy-energiku habis untuk itu. Jadi kedepannya mugkin penting mengurutkan skala prioritas dengan senantiasa bertanya. Apakah hal ini membantu saya menjadi lebih baik? Apakah langkah syang saya ambil membawa saya lebih dekat pada mimpi saya? Dan pertanyaan-pertanyaan reflektif lainnya.

b.    Too perfect to be happened
Beberapa list resolusi saya sepertinya too good to be happened, terlalu besar langkah yang saya ambil sehingga mau melangkah pertama kali saya sudah capek duluan, sudah angkat tangan duluan dan hal-hal penghambat lainnya, sebisa mungkin rencanakan hal-hal yang besar tapi juga rasional dan sesuai dengan kapasitas diri. Hal ini penting agar kita selalu punya kekuatan yang konstan.

c.    Selesaikan!
Banyak hal yang saya mulai tapi menggantung alias tidak selesai, entah karan kebentur sama keadaan atau emang sayanya aja yang malas wkwkw.. jadi ada baiknya apa-apa yang dimulai diselesaikan dengan khusnul khotimah. :D

d.    beri tau teman terdekatmu tentang resolusimu.
Ini yang belum atau lebih tepatnya adalah terganggu dalam siklus pertemanan saya beberapa tahun terakhir, saya tidak bermaksud menyalahkan orang lain dalam kegagalan saya. Akan tetapi hal serupa saya lakukan beberapa tahun yang lalu ketika diawal tahun saya memberi tau teman dekat tentang resolusi, yang hasilnya adalah ketika saya curhat bahwa saya sedang di titik terrendah dialah yang bisa mengingatkan hal-hal besar yang pernah kita rencanakan di awal tahun. Ini penting menurut saya untuk mementain dan menjaga pertamanan kita, supaya hal-hal yang diobrolin juga positif ya gak sih?hahha


Mungkin itu dulu ya, sudah 4 pages aja nih haha.. nanti nulis resolusinya di postingan selanjutnya J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar