Sabtu, 27 Oktober 2018

Ruang hampa kata

Kita bertemu dalam ruang-ruang hampa kata
Yang ada hanya udara dan gelisah
Kemudian kita duduk berdua
Di salah satu ruang dengan dinding berwarna gading.
Kita terpisah oleh meja putih dengan mawar segar di atasnya, kau pandangi aku dan mencoba memulai sapa.

Kau bertanya tentang bagaimana keadaanku selama ini.
Ku jawab aku sedang berjuang menyulam kembali benang yang terlanjur kusut yang pernah kau tinggalkan.
Kau terdiam.

Pelayan laki-laki berdasi datang menawarkan secangkir kopi dan sepotong kue pie. Kau tak mengiyakannya, kau minta padanya secangkir teh melati dan kentang goreng, pikirku kaubtelah berubah. Kau tak lagi meminum kopi.

Kau kembali bertanya, bagiamana dengan hatiku? Aku terdiam cukup lama, mengingat kembali rasa itu, mencoba memberi arti pada rasa yang selama ini ku pulihkan. Baik, dia telah sembuh. Jawabku sekenanya.

Di hadapanku, kini kau menangis. Ku pandangi dua garis air matamu, entahlah. Kelu rasanya bibirku ingin bertanya apa yang terjadi dalam hidupmu hingga kau memutuskan utk mengunjungiku.
Katamu, kau menyesal. Katamu yang dahulu ada kesalahanmu.

Tapi maaf, aku tak lagi mampu bersisihan denganmu. Terlampau sakit luka yg pernah kau tinggalkan hingga ku tak lagi merasakan hangat apapun tentangmu.

Sore itu, hujan baru saja turun di penghujung oktober terlambat tadi perkiraan dedaun pinggir jalan.
Aku meninggalkanmu di ruang hampa kata itu, aku bahkan tak mampu menoleh kearahmu yang memamnggilku untuk kembali duduk. Maaf tuan, sahaya harus segera beranjak. Hari telah sore dan malam sebentar lagi menyapa.

Segeralah tuan mengirim do'a ampunan, barangkali memang kita bisa bertemu pada bab pengecualian.

Tabik.
Depok, 27 Okt 2018

Selasa, 02 Oktober 2018

Masa

Konon katanya semesta adalah penggalan waktu.
Di dalamnya bersusun-susun masa untuk saling isi.
Tak saling berbenturan, tak pula saling kejar. Bersisihan.
Seolah mengerti kapan hadir dan kapan beranjak.
Semestapun mencipta tanda diantara masa, agar kita manusia bertemu rasa.

Namun ada kalanya gerimis datang tanpa mendung sebelumnya,
Atau juga hujan yang gemuruh tanpa diantar gerimis.

Tapi itu adalah kehendak alam.
Sedang kita sibuk mencari tanda, abai kita pada sekelumit pengecualian di depan mata.

Andaikata kita tak bertemu pada masa yang dijanjikan semesta, mungkinkah kita bertemu pada titik pengecualian itu?

Daripada kita tak bertemu dengan titik temu bagaimana jika kita menyisihkan ruang untuk saling bertamu, menyapa dan bertukar cerita di antara ruang-ruang hampa cangkir teh melati?

Jika ia, mari duduklah di depanku.
Banyak hal tentang masa semesta yang akan kita jadikan pengecualian.

Depok, 3 Oktober 2018

Sabtu, 15 September 2018

Ku ingin

Aku ingin bercerita tapi tak tau pada siapa, karena malam sudah sangat renta dan manusia sedang sibuk-sibuknya mendua dengan dunia.

Aku ingin tertawa bersama, tapi ku tak tau dengan siapa. Sedang kau berlalu begitu saja bahkan lupa kita pernah bersama.

Aku ingin menyeruput kopi pahit berdua saja, tapi tak tau akan duduk dengan siapa. Karena hari-hari menyandera dia, sempurna dengan riuh di dalamnya.

Aku ingin menyederhanakannya, menjadi potongan kisah yang begitu saja. Tak benderang apalagi mewah, karen ku tau jumawa akan menjelma di dalamnya.

Aku ingin bernyanyi bersama, tapi tak seorang pun di sana. Semua panggung diperkosa para penyamun. Menyisakan nada histeria tanpa rasa.

Jika begitu, ku ingin nangis saja.
Membiarkan pipiku hangat bergaris dua.
Dan sembab esok pagi buta.

Selamat malam.

Rabu, 25 Juli 2018

Dear

Dear my future husband.

(1)
Nanti, kalo kita sudah tidak berdua lagi. Anak2 kita yang lucu lahir, aku mau kita tetap menjadi dua orang kekasih. Aku adalah pasanganmu dan kau adalah pasanganku. Anak2 kita tetaplah orang lain dalam hubungan kita berdua.
Aku memgerti, mereka adalah darah daging kita, buah cinta kita, tapi please, jangan lupakan bahwa kita dulu adalah dua orang yg saling mencintai, saling mengerti dan saling mendengar juga saling sayang. Aku tak bermaksud khawatir cintamu akan terbagi pada anak-anak, aku akan bahagia sekali jika kau menjadi ayah yang penyayang, tapi tetaplah menjadi pasanganku. Karena bagaimanapun honey, esok lusa anak2 kita akan memiliki hidupnya sendiri. Kita akan menua berdua bukan? Maka tetaplah mengajakku berbincang tentang apapun itu seperti dulu saat kita masih berdua saja di rumah ini, tetaplah bercerita tentang perasaanmu di tempat kerja, tntng buku yg kau baca, tentang film, tentang rencana liburan akhir tahun kita. Tetaplah seperti itu. Karena kita sepasang kekasih yang sambilan menjadi orang tua.
Sayang, tetaplah mengajakku jalan2 berdua dipinggir pantai tanpa anak2, tetaplah mengirimkan puisi disela-sela jam kerjamu yg membuatku tersipu malu, tetaplah seperti itu. Tetaplah merayuku meski ku tau kau sedang berbohong bahwa aku adalah perempuan yg cantik :p
Tetaplah menjadi kekasihku. Aku melihat kita berdua di umur senja, tetap berbincang seru dan tertawa bersama sembari melihat anak2 kita tumbuh menjadi apa yang mereka impikan dan yang kita harapkan. Terimakasih utk kesediaanmu menjadi kekasihku.

(2)
Aku sedang bersedih saat ini, beberapa klien yang datang ke kantorku bercerita tentang perihnya hidup dalam rumah tangga. Aku sedih sayang, karena ternyata dunia tak cukup aman untuk anak-anak pun orang dewasa. Kau tau? Salah satu mata air masalahnya adalab komunikasi, huft. Aku sadar, kemampua  komunikasiku dalam waktu2 tertentu sangat buruk, aku bisa saja lanhsung terdiam saat sesuatu yg buruk terjadi, aku bisa saja tersenyum sinis, aku bisa saja marah2 tak jelas atau aku terkadang langsung menangis. Seperti yang kau tahu, aku terkadang maasih sangat labil, maka ketika aku bertingkah tak karuan. Ku mohon, ku mohon dengan sangat bantu aku untuk kembali normal, bagaimana caranya? Aku juga kadang bingung hahaa.
Kadang aku suka kau membujukku, mengajakku berbicara dengan suara paling rendah yang kau miliki, mengajakku berfikir rasional dan mengurai masalah yang kita hadapi. Namun terkadang, aku juga menginginkan waktu utk sendiri, tanpa kau bertanya apapun maka biarkan aku sendiri. Hanha ada dua itu kemungkinan yang bisa menjadi caramu menolongku. Maaf jika aku banyak menuntut. Kaupun berhak menuntut apapun dariku, bukankah kita akan membangun bahtera ini bersama? Mari saling bangun 😘

(3)

Selasa, 26 Juni 2018

Juni dan Hujan

Banyak air jatuh sore ini, tanah di jalanan depan kosan basah.
Deker-deker gang sempit Jakarta lengang.
Orang-orang memilih untuk meringkuk saja di kontrakan satu kamar bersama secangkir teh hangat dan potongan gorengan keliling.

Aku? Aku masih saja berkutat di depan leptop di kamar 3*3 dengan energi2 sisa melihat diriku tertinggal jauh dari teman2 sekelas yang sudah sidang. Ah aku. Kemana saja?

Di luar hujan, pipi dan hatiku juga.

Minggu, 10 Juni 2018

Pulang

Mari pulang, sejenak kembali ke hangatnya pelukan Mamak untuk kemudian kembali disandera kenyataan.

Mari pulang, sejenak membayar lapis-lapis rindu yang dibeli di hari sibuk untuk kembali menabungnya pada purnama esok hari.

Mari pulang, untuk kembali menyusuri jalan sunyi yang kita lalui ketika pergi jauh tempo hari. Untuk menyadari telah jauh kita pergi dan akan kembali.

Mari pulang, untuk kembali dekat dengan bulir-bulir pasir pantai dan senja indah di ujung jalan. Tempat kita berjanji untuk memberi arti di kemudin hari.

Mari pulang, untuk setangkup gundah yang kita rangkai pada bayang-bayang imajiner yang menggantung di langit malam.

Mari pulang, karena setidaknya. Ada yang harus diistirahatkan dari perjalanan ini.

Kayangan, 10 juni 2017
Dilangit dengan bulan sabit

Kamis, 31 Mei 2018

Untuk Ray

Halo Ray
Aku merasa harus menulis ini utnukmu, kau tau apa yang telah ku perbuat dengan hidupku sendiri? Iya kau benar. Aku baru saja bermain api dan terbakar.
Aku melihat diriku dalam kehancuran, rapuh dan tak tau arah pulang kau tau? Ini berat untuk ku jalani, lelah sudah aku menangis. Habis sudah kopi di depanku
Aku merasa menjadi seoonggok daging pengecut malam ini, di hadapan kenyataan pahit ini.

Ray, tadi seharian aku di kampus, di hadapanku duduk seorang ibu paruh baya, ku tebak dirinya adalah dosen berumur 30 awal. Ku lihat aura bahagianya bertemu mahasiswa, menerima konsultasi tugas akhir, mendengar keluh kesah mahasiswa dan juga mendengar presentasinya. Kau tau Rey? aku melihat diriku juga duduk di sana. Menjadi apa yang selama ini ku kejar. Menjadi orang yang dikelilingi oleh orang yang tak pernah bosan belajar, tapi apa yang selama ini ku lakukan? Mengapa ku lihat diriku menjauh dari garis finish?

Ray,
Saat ku tulis ini, aku sedang duduk di pojok salah satu kedai kopi a la urban, tempatku sering mengahbiskan waktu. Aku snediri Ray. Ketika  aku membawa orang-orang kembali ke jalan mereka, saat ini akulah yang tersesat itu. Akulah seseorang yang tak tau arah pulang dan datang itu. Itulah aku Rey…

Baru saja Mamak menelfonku, mendengarku menangis ku tau dirinya menangis lebih keras dibanding aku, hatinya jauh lebih terhujam dan koyak dibanding aku.
Ku tau di balik tawanya yang lirih, dia menyimpan tangisnya karena mendengarku menangis, maaf Mak, tapi tak ada satupun yang mampu memahami apa yang sedangku rasa selain kau. Tidak ada!

Bergantian Mamak dan Bapak berbicara pada ku tentang inilah makna perjuangan, ketika kita harus melawan diri sendiri dan terus maju. Berkali-kali mamak berkata, ini anak mamak dipeluk dulum ah mamak kau tau saj taka da tempat teraman selain pelukmu. Tidak ada.
Sini anak mamak baring dipangkuan mamak, mamak belai rambutnya. Aduh Ray, itu adalah hal yang paling menyenangkan dari pulang, itulah mengapa mala mini ingin ku pulang sekejap, hanya untuk tertidur diantara kedua tangan Mamak

Tapi Ray,
Kata Bapak, semuanya harus dihadapi dengan berani, ku tau aku telah melakukan banyak sekali kesalahan yang sudah ku perbuat. Semuanya harus ku terima, bahwa ini tentang proses, tentang belajar mencintai diri sendiri dan juga memaafkan apa-apa yang telah ku perbuat.

Terimakasih Rayhana Muttaqiya saahabatku...
Terimakasih Ray, telah mendengar pembicaran antah berantah ini (
Aku harus kembali ke Word Tesisku, bye

Coffee toffee, 31 Mei 2018

Sabtu, 26 Mei 2018

Sajak

Ini sajak tentang rindu
Pekat sudah rasanya
Terbendung nestapa disetiap pojok ruangnya
Membiru membeku

Ini sajak tentang kamu
Yang datang bersama bulir embun pagi tadi
Saling tatap
Saling diam
Saling dekap
Hangat.

Ini sajak tentang kita
Berjalan kita menyusuri setapak hari
Dalam riak langkah sendiri-sendiri
Susur kenangan dalam angan dan tertatih.

Ini sajak tentang do'a
Yang dipilin di setiap penghujung senja
Tentang rindu yang bersekat aku dan kamu
Atau tentang aku dan kamu yang tercekat rindu.

Iya, ini sajak rindu.
Karna aku merinduimu.
Tabik!


Di dalam kotak rindu,
26 Mei 2018


Selasa, 06 Maret 2018

nasehat dari Mem


Setelah mengumpulkan banyak sekali asumsi di kepala dan memasukkannya dalam kubikel-kubikel yang sebelumnya sudah ku labeli dengan nama keluarga, mimpi, pasangan, masa depan, prinsip, misi, sahabat, pekerjaan dll.
Setiap harinya, kejadian yang kualami, percakapan, tontonan atau bacaan yang ku baca masuk dan mengisi ruang-ruang kosong tersebut.
Sebulan yang lalu, aku menghabiskan potongan-potongan hariku di belakang meja salah satu ruang tempat kerjaku, aku baru saja mendapat tugas baru. Di sela-sela pekerjaan yang padat, seorang teman bercerita tentang tingkah lucu anak-anaknya. Menggemaskan sekali. Namun sepotong cerita yang menjadi ku ingat sampai hari ini, begini ceritanya.

Percakapannya kurang lebih begini:

Sulung: Mem, hari ini Aa gak mau ke sekolah! (sambal pasang wajah merengut)
Mem: lho kenapa Aa gak mau sekolah?
Sulung: Aa gak suka upacara, pokoknya Aa gak mau ke sekolah
Mem: kenapa Aa gak suka upacara?
Sulung: Aa selalu disuruh di depan, karena paling kecil. Jadinya kan Aa gak bisa gerak dalam waktu lama
Mem: berarti karena gak suka upacara Aa gak suka sekolah hari senin?
Sulung: ia, Mem, hari ini akum au belajar di rumah aja.
Mem: Aa, Aa pernah gak bertengkar sama temen di sekolah? Atau pernah gak ada perasaaan gak suka sama adek?
Sulung: pernah
Mem: sekarang Aa masih main gak sama teman Aa itu?  
Sulung: iya, mashih
Mem: A, lihat Mem. Dalam hidup ini ada banyak hal yang kita tidak suka, gak sesuai dengan kita, gak cocok. Tapi bukan berarti kita berhenti hidup kan? Sama seperti tadi, Aa pernah gak suka sama temen Aa tapi aa gak berhenti berteman, pernah berkelahi tapi akur lagi. Begitu juga sekolah dan upacara. Aa gak suka upacara bukan berarti aa gak berangkat ke sekolah.

Mungkin sekilas percakapan di atas itu ringan sekali, sama seperti kita yagng mungkin dulu menolak berangkat les, atau mencari-cari alasan ketika akan pergi mengaji ke surau di ujung desa, tapi lihat pesan yang disampaikan oleh si Mem sebagai Ibu,nasehat yang angat menakjubkan bahwa hidup akan mempertemukan kita dengan hal-hal yang berbeda degan kita, tidak sesuai gaya atau bahkan mungkin bersebrangan dengan apa yang kita Imani dan yakini akan selalu menenmani hari-hari kita, tapi semua itu bukanlah alasan untuk kemudian membenci hidup, hidup harus tetap berlanjut.
Bahwa hidup adalah tentang menerima, meretas, tumbuh dan berbahagia.


Depok, 6 Maret 2018
sambil nahan mules karna tesis gak kemana2

Kamis, 11 Januari 2018

hadiah tak terduga

Yeiy.. setelah berdamai dengan pencapaian yang sekeananya di 2017 saya akhirnya memutuskan untuk menamai tahun 2018 dengan “ Face, Find an Fine” saya memang terbiasa memberi nama pada setiap tahun saya, bbeberapa nama sudah pernah saya pakai, seperti shining, Get, fast and farious, dream, dll saya lupa kapan kali petama saya memberi nama pada tahun saya. Dan saya lupa dapat inspirasi ini dari mana. Tapi yang jelas seperti kata orang bahwa nama adalah do’a. maka setiap nama yang saya sematkan di setiap tahunnya adalah do’a dan pengharapan yang baik dan tentunya memberi saya energy positif. J
Sebelum ke beberapa hal yang menjadi concern saya di tahun “ Face, Find an Fine” ini, saya mau menyebutkan hal besar yang menueur saya telah saya kerjakan setahun yang lalu tapi tidak ada di list Goal, untuk mengingatkan bahwa kita tak pernah tau takdir menggiring kita pada hal-hal besar apa.

“volunteer di Komnas anti kekereasan terhadap perempuan”
Sebenranya ini adalah keisengan terbesar saya di 2017, bermula dari postingan seorang senior di facebook tentang open recruitment untuk relawan di Unit pengaduan untuk Rujukan saya lebih senang menyebutnya dengan “telinga”kenapa? Ya karna setelah melalui seleksi panjang, pelatihan dan beberapa bulan pertama saya merasa hal baru saya temukan yaitu menjadi telinga untuk orang lain, untuk para korban dst. Tidak mudah bagi saya yang mellow ini mendengar hal-hal yang dulunya saya dengarkan dari sinetron, novel atau koran saja. Saya berhadapan langusng dengan para korbannya, dan ini menjadikan saya dibulan-bulan pertama menajadi sangat tempramen. Saya sering mimpi buruk, nangis setelah menerima pengadua, oversensitive dan lain-lain. Sekarng saya sedang berusaha mementain diri dan emosi saya. Wish me luck :D

“Linguisti D’Ling”
Apa itu D’Ling? Komunitas belajar bahasa dan budaya, mulai dari bahasa daerah sampai bahasa asing. Jadi semacam komunitas yang kegiatan tiap minggunya adalah belajar bahasa, simplenya gitu. Sama juga, karena kecewa kelas Belanda yang saya incar tidak di buka, maka saya memberanikan diri untuk mendaftar menjadi pengajar. Jadilah akhirnya saya nekat mengajar English conversation for starter hahaha.. ini karna kesalahan saya mencantumkan sertifikat toefl jadilah saya ditodong mengajar, padahal say amah bisanya yes no doang. Hahaha..
Selain itu saya juga mengajar bahasa Arab untuk starter, menyenangkan dan akhirnya sedikit tau peta motivasi anak-anak jaman now untuk belajar bahasa Arab adalah agama, sedikit tidak relevan dengan apa yang digembargemborkan oleh pegiat, eh malah pdiato :D maafkeun.

“Antologi “berbagi Zikir””
Jreng..jreng… ini adalah buku kumpulan puisi pertama saya dan puluhan penyair yang datang dar sabang sampai marauke. Berawal dari ajakan seorang teman yang tau saya hobi nyoret kata-kata akhirnya saya ikutan submit sepuluh puisi dan 5 diantaranya dipilih. Saya sering malu kalo baca puisi-puisi yang abal-abal itu dicetak dan dan berISSN wkwkw. Tapi alhamdulillah, paling tidak puisi saya gak numpuk di blog ini ja hahaha…


 mungkin itu beberapa yang saya sebut hadiah di 2017. I beliefe that another gift are on their ways :D

cermin 2017

Sudah terlambatkah untuk menulis resolusi? Hahah
Ini sudah minggu kedua januari dan saya baru akan menulis resolusi di blog ini. dari pengalaman-pengalaman yang lalu saya menulis resolusi tahunan dan mengevaluasinya setiap akhir tahun yang sepertinya sangat tidak ideal untuk evaluasii karna banyak resolusi saya yang bahkan saya lupa. Hahaha saya juga tidak mau membuat pembenaran-pembenaran berantai di tulisan ini, dari 14  hal yang saya jadikan resolusi di 2017 saya hanya berhasil mengerjakannya 5 saja… what? Lima?? Haha kemana aja saya ini.

“berbagi di akhir bulan”
Well, saya gak bilang kalo target ini berhasil tapi saya sudah berusaha sebisa yang saya bisa, entah itu dalam bentuk rupiah, gift kepada teman lama atau teman-teman di sekitar (buku, makanan, kitab suci) atau oleh-oleh. Sebenarnya bukan ini yang saya maksud tapi karna satu dan tapi saya mau menulis beberapa hal yang saya pertimbangkan kemudian, maka saya jadikan itu sebagai pengganti pencapaian saya. Tahun ini target ini masih tertulis J semoga istiqomah

“Puasa daud sebulan”
Hmmm… in resolusi yang separuh berhasil setengah gagal, mengapa? Really, dengan banyaknya godaan saya ternyata tidak cukup mampu melakukannya full.. hiks. Saya Cuma mampu setengah bulan, itupun dengan sisa-sisa energy yang saya punya. Mungkin saya kurang tekad yang bulan (badan aja yang bulat, maunya sih tekad juga L), tapi dari dua minggu itu saya bisa belajar dan merasa perubahan terjadi tipis-tipis pada diri saya. Sederhananya adalah saya merasa diri lebih positif. Ini juga masih tetap masuk dalam list resolusi tahun ini, semoga lebih baik.

“belajar sampai mahir 5 resep masakan baru”
Hahaha…ini adalah resolusi yang saya suka, apa aja yang saya bisa buat dengan baik selama setahun terakhir? Hahaha.. sebenarnya ini adalah salah satu cara saya untuk memaksakan diri belajar masak, dan alhamdulillahnya tahun 2017 banyak embenturkan saya sama keadaan yang mewajibkan saya untuk “kreatif” masak, contohnya ada temen yang sakit dan pengen makan aneh, atau ada teen yang tiba2 ke kosan minta dimasakinlah… well, apa aja? Saya berhasil mengolah jengkol (makanan yang selama in saya takuti karna konon baunya yang ajib bgt) tapi no problem, saya akhirnya bisa olah jengkol jadi sambel pake teri dan balado yess… J, kedua adalah kolak, kata kak nung sih kolakku lumayan enak (bisalah jadi bekal Ramadhan depan, kaliaja kita sdah bisa buka berdua..eh ) ketiga, sup jagung ala-ala aceh, sebenarnya saya terinspirasi dari bang Ikhwan seorang teman dari aceh yang romadhan dua tahun lalu membuat sup jagung ketika kami buka bersama, berkat bantuan dia akhirnya saya mencoba dan not too bad. Hihihi, keempat, apa ya? Hmmm…saya sudah bisa mengolah satu jenis sayur yang saya lupa namanya, kalo dibahasa sumbawa sih temuruk. Pohonnya menjalar buahnya panjang2. Saya belajar masak ini dari kak Nung, dan kata dia buatan saya lebih baik dari buatannya..wkwkw terakhir adalah tempe bacem primadona, haha… in adalah andalan saya, bagaimana nggak, bebrapa teman bahkan datang menginap ke kos hanya untuk dimasakin tempe bacem :D, bahkan ada yang mengira saya orang jawa karna konon katanya rasa tempe bacem saya Njawa banget, lebih konyol lagi ada teman yang membawa tempe mentah ke kosan untuk dimasakin bacem, setellah mateng dia bawa deh semua tempenya ke kosan dia.. (ini macam teman apa y) hahahaha. Baidewei saya bahagia bisa masak untuk orang lain J
Eh ini terpanjang ternyata upppps

“visiting 2 states”
Well, ini resolusi yang berhasil juga, maret kemarin dengan bermoduskan conference, akhirnya saya bisa ke Singapore dan Malaysia. Perjalanan yang cukup menyenangkan. Konferensinya di Malaysia tapi karna aji mumpung, jadilah saya dan satu orang teman berbelok dulu ke Singapore dan jalan seharian bawa-bawa koper, nyampe Singapore tengah malam, tidur di bandara dan lanjut jalan explore Singapore seharian dan tengah malam selanjutnya kami menuju kuala Lumpur dengan bus. Perjalanan yang mengasyikkan. Backpacker ala-ala. :D

“seminar proposal tesis di Desember”
Alhamdulillah pas banget dipenghujung tahun ini jadwal seminar proposal tesis berhasil dilalui dengan nilai yang alhamdulillah memuaskan. Setelah bergonta-ganti judul akhirnya sreg dengan gejala diri sendiri yaitu kecemasa hahaha. Ini cara sih sebenrnya untuk lebih mengenal diri sendiri dan berdamppak pada orang lain..eaaak..
Selain yang saya anggap berhasil itu, saya ada resolusi yang sudah saya jalani tapi gak penuh seperti puasa di ayyamul bidh, pengajian di MUI hari ahad jurnal dan konferensi (Cuma dua padahal di resolusinya 4), silaturrahmi,. Beberapa resolusi itu setengah mateng banget dan banyak alfanya hiks.
Then? 
Selain yang baik-baik di atas saya juga mau nulis yang fail. Seperti ikut seminar parenting, kelas mendongeng, nulis review buku di blog setiap bulan, IPK, visiting Celebes, belajar bahasa belanda. Ke panti asuhan, rutin tahajjud dan dhuha, mewajibkan diri sholat di awal waktu, membaca rutin al-qur’an dan artinya dua halaman tiap hari. Banyak kan? Hiks saya sedih melihat banyak waktu saya yang tidak termanfaatkan dengan baik. Tapi hidup harus tetap berlanjut. Resolusi 2018 harus lebih baik.

So..
Dari sekian banyak list yang gak terkerjakan itu, aku nyoba melihat kesalahannya dimana. Mungkin bisa jadi bahan evaluasi biar jadi bekal ngeGOALin resolusi di 2018.

a.    Urutkan skala prioritas
Ini penting banget menurutku, setelah ngereview list di atas. Beberapa hal besar yang ku lakukan di 2017 ternyata tidak singkron dengan listyang ku buat akhir tahun, bisa dikatakanlah melenceng gitu ya? Nah akhirnya energy-energiku habis untuk itu. Jadi kedepannya mugkin penting mengurutkan skala prioritas dengan senantiasa bertanya. Apakah hal ini membantu saya menjadi lebih baik? Apakah langkah syang saya ambil membawa saya lebih dekat pada mimpi saya? Dan pertanyaan-pertanyaan reflektif lainnya.

b.    Too perfect to be happened
Beberapa list resolusi saya sepertinya too good to be happened, terlalu besar langkah yang saya ambil sehingga mau melangkah pertama kali saya sudah capek duluan, sudah angkat tangan duluan dan hal-hal penghambat lainnya, sebisa mungkin rencanakan hal-hal yang besar tapi juga rasional dan sesuai dengan kapasitas diri. Hal ini penting agar kita selalu punya kekuatan yang konstan.

c.    Selesaikan!
Banyak hal yang saya mulai tapi menggantung alias tidak selesai, entah karan kebentur sama keadaan atau emang sayanya aja yang malas wkwkw.. jadi ada baiknya apa-apa yang dimulai diselesaikan dengan khusnul khotimah. :D

d.    beri tau teman terdekatmu tentang resolusimu.
Ini yang belum atau lebih tepatnya adalah terganggu dalam siklus pertemanan saya beberapa tahun terakhir, saya tidak bermaksud menyalahkan orang lain dalam kegagalan saya. Akan tetapi hal serupa saya lakukan beberapa tahun yang lalu ketika diawal tahun saya memberi tau teman dekat tentang resolusi, yang hasilnya adalah ketika saya curhat bahwa saya sedang di titik terrendah dialah yang bisa mengingatkan hal-hal besar yang pernah kita rencanakan di awal tahun. Ini penting menurut saya untuk mementain dan menjaga pertamanan kita, supaya hal-hal yang diobrolin juga positif ya gak sih?hahha


Mungkin itu dulu ya, sudah 4 pages aja nih haha.. nanti nulis resolusinya di postingan selanjutnya J