Sudah
terlambatkah untuk menulis resolusi? Hahah
Ini
sudah minggu kedua januari dan saya baru akan menulis resolusi di blog ini.
dari pengalaman-pengalaman yang lalu saya menulis resolusi tahunan dan
mengevaluasinya setiap akhir tahun yang sepertinya sangat tidak ideal untuk
evaluasii karna banyak resolusi saya yang bahkan saya lupa. Hahaha saya juga
tidak mau membuat pembenaran-pembenaran berantai di tulisan ini, dari 14 hal yang saya jadikan resolusi di 2017 saya
hanya berhasil mengerjakannya 5 saja… what? Lima?? Haha kemana aja saya ini.
“berbagi
di akhir bulan”
Well,
saya gak bilang kalo target ini berhasil tapi saya sudah berusaha sebisa yang
saya bisa, entah itu dalam bentuk rupiah, gift kepada teman lama atau
teman-teman di sekitar (buku, makanan, kitab suci) atau oleh-oleh. Sebenarnya bukan
ini yang saya maksud tapi karna satu dan tapi saya mau menulis beberapa hal
yang saya pertimbangkan kemudian, maka saya jadikan itu sebagai pengganti
pencapaian saya. Tahun ini target ini masih tertulis J semoga istiqomah
“Puasa
daud sebulan”
Hmmm…
in resolusi yang separuh berhasil setengah gagal, mengapa? Really, dengan
banyaknya godaan saya ternyata tidak cukup mampu melakukannya full.. hiks. Saya
Cuma mampu setengah bulan, itupun dengan sisa-sisa energy yang saya punya. Mungkin
saya kurang tekad yang bulan (badan aja yang bulat, maunya sih tekad juga L), tapi dari dua minggu itu saya bisa belajar dan
merasa perubahan terjadi tipis-tipis pada diri saya. Sederhananya adalah saya
merasa diri lebih positif. Ini juga masih tetap masuk dalam list resolusi tahun
ini, semoga lebih baik.
“belajar
sampai mahir 5 resep masakan baru”
Hahaha…ini
adalah resolusi yang saya suka, apa aja yang saya bisa buat dengan baik selama
setahun terakhir? Hahaha.. sebenarnya ini adalah salah satu cara saya untuk
memaksakan diri belajar masak, dan alhamdulillahnya tahun 2017 banyak
embenturkan saya sama keadaan yang mewajibkan saya untuk “kreatif” masak,
contohnya ada temen yang sakit dan pengen makan aneh, atau ada teen yang tiba2
ke kosan minta dimasakinlah… well, apa aja? Saya berhasil mengolah jengkol
(makanan yang selama in saya takuti karna konon baunya yang ajib bgt) tapi no
problem, saya akhirnya bisa olah jengkol jadi sambel pake teri dan balado yess…
J, kedua adalah kolak, kata kak nung sih kolakku
lumayan enak (bisalah jadi bekal Ramadhan depan, kaliaja kita sdah bisa buka
berdua..eh ) ketiga, sup jagung ala-ala aceh, sebenarnya saya terinspirasi dari
bang Ikhwan seorang teman dari aceh yang romadhan dua tahun lalu membuat sup
jagung ketika kami buka bersama, berkat bantuan dia akhirnya saya mencoba dan
not too bad. Hihihi, keempat, apa ya? Hmmm…saya sudah bisa mengolah satu jenis
sayur yang saya lupa namanya, kalo dibahasa sumbawa sih temuruk. Pohonnya menjalar
buahnya panjang2. Saya belajar masak ini dari kak Nung, dan kata dia buatan
saya lebih baik dari buatannya..wkwkw terakhir adalah tempe bacem primadona,
haha… in adalah andalan saya, bagaimana nggak, bebrapa teman bahkan datang
menginap ke kos hanya untuk dimasakin tempe bacem :D, bahkan ada yang mengira
saya orang jawa karna konon katanya rasa tempe bacem saya Njawa banget, lebih
konyol lagi ada teman yang membawa tempe mentah ke kosan untuk dimasakin bacem,
setellah mateng dia bawa deh semua tempenya ke kosan dia.. (ini macam teman apa
y) hahahaha. Baidewei saya bahagia bisa masak untuk orang lain J
Eh
ini terpanjang ternyata upppps
“visiting
2 states”
Well,
ini resolusi yang berhasil juga, maret kemarin dengan bermoduskan conference,
akhirnya saya bisa ke Singapore dan Malaysia. Perjalanan yang cukup
menyenangkan. Konferensinya di Malaysia tapi karna aji mumpung, jadilah saya
dan satu orang teman berbelok dulu ke Singapore dan jalan seharian bawa-bawa
koper, nyampe Singapore tengah malam, tidur di bandara dan lanjut jalan explore
Singapore seharian dan tengah malam selanjutnya kami menuju kuala Lumpur dengan
bus. Perjalanan yang mengasyikkan. Backpacker ala-ala. :D
“seminar
proposal tesis di Desember”
Alhamdulillah
pas banget dipenghujung tahun ini jadwal seminar proposal tesis berhasil
dilalui dengan nilai yang alhamdulillah memuaskan. Setelah bergonta-ganti judul
akhirnya sreg dengan gejala diri sendiri yaitu kecemasa hahaha. Ini cara sih
sebenrnya untuk lebih mengenal diri sendiri dan berdamppak pada orang
lain..eaaak..
Selain
yang saya anggap berhasil itu, saya ada resolusi yang sudah saya jalani tapi
gak penuh seperti puasa di ayyamul bidh, pengajian di MUI hari ahad jurnal dan
konferensi (Cuma dua padahal di resolusinya 4), silaturrahmi,. Beberapa resolusi
itu setengah mateng banget dan banyak alfanya hiks.
Then?
Selain
yang baik-baik di atas saya juga mau nulis yang fail. Seperti ikut seminar
parenting, kelas mendongeng, nulis review buku di blog setiap bulan, IPK,
visiting Celebes, belajar bahasa belanda. Ke panti asuhan, rutin tahajjud dan
dhuha, mewajibkan diri sholat di awal waktu, membaca rutin al-qur’an dan
artinya dua halaman tiap hari. Banyak kan? Hiks saya sedih melihat banyak waktu
saya yang tidak termanfaatkan dengan baik. Tapi hidup harus tetap berlanjut. Resolusi
2018 harus lebih baik.
So..
Dari
sekian banyak list yang gak terkerjakan itu, aku nyoba melihat kesalahannya
dimana. Mungkin bisa jadi bahan evaluasi biar jadi bekal ngeGOALin resolusi di
2018.
a. Urutkan
skala prioritas
Ini penting banget menurutku,
setelah ngereview list di atas. Beberapa hal besar yang ku lakukan di 2017
ternyata tidak singkron dengan listyang ku buat akhir tahun, bisa dikatakanlah
melenceng gitu ya? Nah akhirnya energy-energiku habis untuk itu. Jadi kedepannya
mugkin penting mengurutkan skala prioritas dengan senantiasa bertanya. Apakah hal
ini membantu saya menjadi lebih baik? Apakah langkah syang saya ambil membawa
saya lebih dekat pada mimpi saya? Dan pertanyaan-pertanyaan reflektif lainnya.
b. Too perfect
to be happened
Beberapa list resolusi saya
sepertinya too good to be happened, terlalu besar langkah yang saya ambil
sehingga mau melangkah pertama kali saya sudah capek duluan, sudah angkat
tangan duluan dan hal-hal penghambat lainnya, sebisa mungkin rencanakan hal-hal
yang besar tapi juga rasional dan sesuai dengan kapasitas diri. Hal ini penting
agar kita selalu punya kekuatan yang konstan.
c. Selesaikan!
Banyak hal yang saya mulai
tapi menggantung alias tidak selesai, entah karan kebentur sama keadaan atau
emang sayanya aja yang malas wkwkw.. jadi ada baiknya apa-apa yang dimulai
diselesaikan dengan khusnul khotimah. :D
d. beri tau
teman terdekatmu tentang resolusimu.
Ini yang belum atau lebih
tepatnya adalah terganggu dalam siklus pertemanan saya beberapa tahun terakhir,
saya tidak bermaksud menyalahkan orang lain dalam kegagalan saya. Akan tetapi
hal serupa saya lakukan beberapa tahun yang lalu ketika diawal tahun saya
memberi tau teman dekat tentang resolusi, yang hasilnya adalah ketika saya
curhat bahwa saya sedang di titik terrendah dialah yang bisa mengingatkan
hal-hal besar yang pernah kita rencanakan di awal tahun. Ini penting menurut
saya untuk mementain dan menjaga pertamanan kita, supaya hal-hal yang diobrolin
juga positif ya gak sih?hahha
Mungkin itu dulu ya, sudah 4
pages aja nih haha.. nanti nulis resolusinya di postingan selanjutnya J