Senin, 18 April 2016

apa yang sebenarnya dicari?

sebegitu sibukkah hari-hari kita untuk sebuah kepentingan?
sampai lupa kita sebenarnya apa yang jadi tujuan kita
alasan mengapa kita berada disisni, di tempat ini
sibuklah kita memilih warna bulu kucing 
kita pilih yang berwarna elok tapi tikus di loteng berkejaran
acuh kita pada kucing kampung yang baru saja mengebas bulu berdebunya 
acuh kita pada kucing itu
padahal ketika kita terlelaap malam kemarin
ia lah yang menghajar tikus di rumah kita sampai mampus 
lantas? 
mengaa sibuk kita dengan warna bulu?
bukankah berapa tikus yang berhasil diterkamnya adalah cukup untuk mengannggapnya ada?
hal ini berlaku untuk beberapa hal kawan
jenis pekerjaan, pilihan pasangan, dan label-label yang lainnya.
kau ingin tau?
betapa seringnya ku dengar tentang hati yang bahagia dikesampingkan demi label
orang-orang tak lagi menghiraukan hati yang bahagia
tapi berapa jumlah gajinya, seberapa tenar kampusnya, seberapa kaya orang taunya.
bukankah itu semua bulu?
terbiasa kita dengan hanya melihat bagian luar, terlampau pandai kita memberi nilai
pada hasil orang lain, bertingkah seoralh kitalah hakimnya
luput kita mendengar betapa bahagia seorang
luput kita memahami isi dan mengerti apa yang tak dapat dilihat
kebahagiaan, rasa nyaman, kepuasan, kebermaknaan, rasa ingin berbagi
dan isi-isi yang lainnya.
mungkin itulah yang selama ini terabaikan

mari belajar melihat yang tak terlihat
*oiyah istilah "tak penting warna bulu kucing tapi yang penting kemampuannya menangkap tikus" adalah oleh-oleh kunjungan dari rumah Mas Jaya& Mb Wawa beberapa waktu lalu:)

Bandung, 19 april 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar