Di
tanah ini, senja dan mentari tak nampak jingganya
Mungkin
karena balok-balok menjulang tinggi itu mengalahkannya
Di
tanah ini, setiap orang berjibaku dengan diri dan pikirannya sendiri
Seoalah
kebahagiaan tak dapat dipertaruhkan
Bahkan
tuk tersenyum saja, aku harus menjadi aneh terlebih dahulu
Di
tanah ini, hidup sepenuhnya dikuasai masa depan
Tak
ada harga untuk sapa hangat dan seutas senyum
Tapi
di tanah ini
Waktu,
mendapat tempat disetiap langkah kaki
Rasa
hormat padanya setinggi balok-balok itu
Segalanya
berkejaran dengannya
Meski
terkadang nampak semu, fatamorgana dan tak bernyawa
Di
tanah ini, terlalu banyak topeng bertebaran
Yang
semetinya tersedu, malah terbahak
Yang
mestinya tergelak tersekat
Di
tanah ini, entah apa definisi bahagia
Mungkin,
perlu tinggal barang sewindu
Di
tanah ini, ditanah rantau keempat
Parahiyangan,
24042015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar