Apa kabar?
Heii..apa
kabar Dini,
sudah lama tidak menyapa diri sendiri. Berhari-hari mencari
posisi, tempat dan suasana untuk bertemu tapi belum juga bertemu dalam keadaan
utuh, ada saja yang tertinggal atau belum kembali seutuhnya.
Apa yang
tertinggal?
Apa kabar mimpi tentnag ReadDot? Apa
kabar janji memulai? Apa kabar itu semua? Mengapa seolah diacuhkan? Bukankah pernah
berjanji untuk menjadikan tahun ini sebagai saksi titik mula? Ah….
Apa lagi
yang tak berkabar?
Apa kabar buku-buku yang
direncanakan untuk dibeli, dibaca, dipinjamkan, diresensi dan dikadokan? Ah Dini,
kemana saja? Bukankah ada sekian banyak novel yang disasar? Sebut saja sederet
buku Fahd Djibran yang sudah lama ditaksir seperti perjalanan rasa, semesta
sebelum dunia, tak sempurna, hidup berawal dari mimpi, Jodoh. Belum lagi
beberapa buku (lagi) dari Supernova Dee, salon kepribadiannya
Asma Nadia, terus Genap dan menata hatinya Nazrul, apalgi buku-buku
sastra dan puisinya Sapardi D.D, atau novel legendary Ahmad Tohari, Bagaimana kabar
buku-buku atau tafsir Mishbah Quraish Syihab yang juga pernah terniatkan? ah
banyak sekali…banyak sekali… apa kabar mereka semua Din?
Habiskan hak bulanan mereka demi
paket-paket internet yang kau gunakan untuk apalah-apalah itu? Atau habis kau
gunakan mengisi perutmu dengan yang kemudian merusak tubuhmu dan juga hidupmu
di masa akan datang?
Oiyah bagaimana kabar YJIA? Sudah berkemas
untuk menjemputnya? Sejauh apa persiapanmu? Bahkan hal remeh temehpun tak kau
indahkan, bagaiaman Din? Apalagi persiapan yang seberat beton lainnya. Mau sampai
kapan dan dimana?
Bagaimana juga kabar alasan kau
berada di kota ini? Sudah sampai mana? Bukankah pelarian tidak akan terulang
tahun ini? Ayolah Dini, ini semua tidak akan berlangsung lama. Kau pasti tidak
menghendaki penyesalan bukan? Lantas? Mengapa tak bergeming? Belum lelahkah kau
berpura-pura? Belum cukupkah waktu ini untuk memnuhi keinginanmu
berkejar-kejaran dengan takdir?
Kemudian?
Mari mengumpulkan kembali
serpihan-serpihan yang sepertiny telah usang, telah lama dibirkan begitu saja,
karena sibuk dengan yang dikirimkan Tuhan sebagai alat uji, apakag cukup
kuatkah kita untuk tetap berdiri anggun bersama mimpi yang telah kita bersamai
selama ini, semoga ia tidak usang, tidak berkurang keindahannya tidak juga
melupakan hakikatnya.
Bandung,
15052016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar