Kamis, 19 Mei 2016

Merpati terbang

sore tadi (seperti sore sebelumnya) kuputuskan untuk tidak langsung kembali ke kos setelah usai kelas terakhir dah di kelas hanya tersisa Wiwit dan aku, setelah ngobrol singkat dengan bang Ismud dan mas Suyut datang kami pun bergegas menuju masjid Salman dan meninggalkan bang Ismud yang sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya di dalam kelas. 
Di perjalanan menuju masjid kami berpapasan dengan bang Link dan juga bang Sony yang hendak menonton film yang baru saja Launching hari ini, dan sebelum tiba di masjid, kami juga berpapasan dengan bang Hatir juga bang Ikhwan, mereka memutuskan untuk bergabung bersama kami.
Selepas sholat dan mencari tempat yang nyaman, kami pun melingkar dan bertukar cerita tentang betapa dahasyatnya perjuangan tugas akhir masing-masing kami. bang Ikhwan misalnya, harus berhadapan dengan dosen yang terkenal killer atau bang Hatir yang punya cerita dengan dosen yang berhasil dibuatnya menangis, atau Wiwit yang berhasil melewati bimbingan bersama sang Profesor cool, mas Suyut yang berhasil mengacak KBBI dalam tugas akhirnya. ah..apalah aku, yang ditinggal pensiun dosen pembimbing.. hiihihi
pembicaraan kami terhenti karena peringatan sholat Maghrib terdengar dari masjid, setelah menyantap takjil kamipun segera menuju bagian dalam masjid untuk sholat.
setelah sholat maghrib, kami memutuskan untuk makan malam bersama di salah satu warung soto, dan pembicaraan kami berlanjut tentang kebiasaan berbelanja, dan hal-hal konyol lainnya. sebelum pesanan kami siap, ada dua anak yang sedang mengamen, yang ku dengar hanya dua lirik lagu dan petikan gitar yang di petik sekedarnya saja. tapi entah mengapa, sepertinya lirik tadi terekam dimemoriku. kurang lebih begini liriknya:

“Merpati tak akan bisa terbang bila tak belajar terbang,
ribuan bintang  tak akan bersinar indah bila tak ada siang”
lirik lagu yang dua pengamen tadi nyanyikan itu seolah pembenaran terhadapa apa yang teman-teman kerenku itu lewati, untuk berada di titik ini, di tempat ini, dan bertemu mereka, mereka telah berlatih seperti burung merpati yang mendamba dapat terbang dan menerima pelbagai perubahan, seperti bintang yang menjadikan siang sebagai alasan untuk mereka bersembunyi sebelum bersinar indah dan dirindukan manusia bumi.
Seperi merpati, kamipun akan kembali ke tempat kami berasal, dan karena itulah kami disini.
Kalian tau, sampai saat ini, aku percaya bahwa:

“Akan selalu ada alasan mengapa kita dipertemukan dengan seseorang entah untuk belajar, mendengar atau berbagi”


Cisitu dingin, 19 Mei 2016
terimakasih kakak :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar