sore tadi (seperti sore sebelumnya)
kuputuskan untuk tidak langsung kembali ke kos setelah usai kelas terakhir dah
di kelas hanya tersisa Wiwit dan aku, setelah ngobrol singkat dengan bang Ismud
dan mas Suyut datang kami pun bergegas menuju masjid Salman dan meninggalkan
bang Ismud yang sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya di dalam
kelas.
Di perjalanan
menuju masjid kami berpapasan dengan bang Link dan juga bang Sony yang hendak
menonton film yang baru saja Launching hari ini, dan sebelum tiba di masjid,
kami juga berpapasan dengan bang Hatir juga bang Ikhwan, mereka memutuskan
untuk bergabung bersama kami.
Selepas sholat
dan mencari tempat yang nyaman, kami pun melingkar dan bertukar cerita tentang
betapa dahasyatnya perjuangan tugas akhir masing-masing kami. bang Ikhwan
misalnya, harus berhadapan dengan dosen yang terkenal killer atau bang Hatir
yang punya cerita dengan dosen yang berhasil dibuatnya menangis, atau Wiwit
yang berhasil melewati bimbingan bersama sang Profesor cool, mas Suyut yang
berhasil mengacak KBBI dalam tugas akhirnya. ah..apalah aku, yang ditinggal
pensiun dosen pembimbing.. hiihihi
pembicaraan
kami terhenti karena peringatan sholat Maghrib terdengar dari masjid, setelah
menyantap takjil kamipun segera menuju bagian dalam masjid untuk sholat.
setelah sholat
maghrib, kami memutuskan untuk makan malam bersama di salah satu warung soto,
dan pembicaraan kami berlanjut tentang kebiasaan berbelanja, dan hal-hal konyol
lainnya. sebelum pesanan kami siap, ada dua anak yang sedang mengamen, yang ku
dengar hanya dua lirik lagu dan petikan gitar yang di petik sekedarnya saja.
tapi entah mengapa, sepertinya lirik tadi terekam dimemoriku. kurang lebih
begini liriknya:
“Merpati tak akan bisa terbang bila tak belajar terbang,
ribuan bintang tak akan bersinar indah bila tak ada siang”
lirik lagu
yang dua pengamen tadi nyanyikan itu seolah pembenaran terhadapa apa yang
teman-teman kerenku itu lewati, untuk berada di titik ini, di tempat ini, dan
bertemu mereka, mereka telah berlatih seperti burung merpati yang mendamba
dapat terbang dan menerima pelbagai perubahan, seperti bintang yang menjadikan
siang sebagai alasan untuk mereka bersembunyi sebelum bersinar indah dan
dirindukan manusia bumi.
Seperi merpati, kamipun akan kembali
ke tempat kami berasal, dan karena itulah kami disini.
Kalian tau, sampai saat ini, aku
percaya bahwa:
“Akan
selalu ada alasan mengapa kita dipertemukan dengan seseorang entah untuk
belajar, mendengar atau berbagi”
Cisitu
dingin, 19 Mei 2016
terimakasih kakak :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar