Minggu, 24 Juli 2016

Jogja


Ah, Jogja, selalu penuh dengan romantisme
tidak habis diceritakan, tidak berakhir dieja, dan tak berujung rindunya.
Kata orang komposisi jogja itu banyak
ada cita, cinta, rindu dan kenangan
jogja tersusun dari kepingan itu semua

Ah Jogja, bercerita tentangnya seolah merasa hidup kembali hidup bersama remang-remang pijar lampu jalanan
mencium aroma manis dari seduhan kopi angkringan
atau kembali merasa nyaman sapaan juga senyuman si mbah di ujung gang.
Ah Jogja.
****************************************************************
Kapan terakhir ke Jogja? Sekitar maret lalu, mampir untuk sekedar meniup lilin angka 23 di tanggal 31. Iya, terakhir ke jogja memang untuk sekedar mampir sebelum ke Bandung tempo hari.

Sampai sekarang saya masih mencari alasan mengapa jogja berhasil menguasai alam bawah sadar sebagai tempat pulang kedua untuk mencari kenyamanan setelah rumah, tapi daripada sibuk mencari alasan lebih baik saya putuskan untuk menikmati setiap senti rindu yang selalu datang menggoda saya untuk membuka lembaran-lembaran foto dengan senyum manis di jogja, tempat mengahbiskan sore dan senja, burjo si aa depan kos dan menikmati romantisme itu. Ah jogja.

H+2 lebaran kemarin, sepupu-sepupu saya yang tinggal dikabupaten tetangga juga mudik. Malam itu kami habiskn untuk saling bertukar cerita diteras didepan rumah, bercerita tentang satu kota yang kami jatuh-cintai bersama. Mulai Bapak yg membersamai Jogja ditahun 80an, Mas Roni di tahu  2000an, mas Doni (yang memberi nama Dini padaku) ditahun 2005an, aku ditahun 2011an, Ayu ditahun 2012an dan terakhir Ewi tahun lalu. Nampaklah muka Jogja sari tahun ke tahun, perubahan dari satu titik ke titik lain, mulai dari pengendara sepeda onthel yang tak terbilang jumlahnya sampai dengan hanya hitungan jari. Mulai dari hanya malioboro sampe hartono. Ah Jogja. Lihat betapa mereka yang bahkan telah meninggalkanmu puluhan tahun masih menyimpan namamu di hati mereka, mengendapkan memori tentangmu di sepersekian alam bawah sadar mereka.

Esok lusa akan ku sambangi kau kembali. Seperti nyanyian yang selalu dinyanyikan oleh mereka yang cintanya jatuh padamu.
"Ijinkan pulang lagi, bila hati sepi tanpa terobati"

Merindu Jogja, 24 Juli 2016
alasankenapakitamudik
-cinikizai.wordpress.com
-samawainsight.blogspot.com
-mozaiknasional.wordpress.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar