Senin, 25 Juli 2016

Menggambar peta dan henna

Bukankah setiap orang bisa menggambar? At least menggambar dua gunung dan satu matahari terbit di antar keduanya serta hamparan sawah. Iya, kita sudah sangat familiar dengan gambar andalan itu.

Saya sebenarnya menemukan sebagian sisi diri saya tentang menggambar. Kemampuan spasial dan visual saya bisa dikatakan sangat payah, kalian pernah belakar KTK (kerajinan tangan dan Kesenian) dulu ketika SD? Kalau iya, kalian harus tau bahwa di sekolahku dulu pada mata pelajaran tersebut menggambar, bernyanyi, membuat kaligrafi, (sesekali) memasak atau menari adalah kegiatannya. Tidak dapat dielakkan lagi, bahwa hari mata pelajsran KTK perutku sudah pasti mules. Tidak ada satupun dari kegiatan itu yang sesuai dengan saya yang ketika itu hanya mengoleksi rok dari seragam sekolah. Selebihnya reputasi rok terkalahkan oleh celana berkantong banyak.

Saya ingat betul bagaimana ketika itu ujian praktek akhir untuk kelulusan SD, guru kelas kami memberikan tugas menggambar sebagai tugas akhir, menggambar bebas diatas kertas karton, dan dinilai sebagai nilai akhir ujian KTK. Bagaimana mungkin aku menggabar dua pohon itu (lagi dan lagi)?, karena kami tinggal di daerah pesisir, maka teman2ku menggambar aneka kapal, mulai dari kapal pinisi sampai dengan perahu tonda lengkap dengan seorang nelayan yang sedang menyebar jalanya. Indah sekali. Saya? Jangan tanya bagaiama  gelisahnya saya ketika ituu, makan tidak enak, tidur tidak nyenyak.
H-7 deadline pengumpulan saya belum juga menemukan inspirasi dalam menggambar. Dan entah mendapat ilham dari mana saya memberanikan diri menghadap ke guru kelas dan meminta ijin untuk todak menggambar makhluk hidup, kapal, pemandangan dan sejenisnya. Melainkan peta. Hahaha

Ketika itu dibenakku hanya satu peta, yaitu benua Australia. Entah mengapa sejak belajar nama, peta, negara bagian dari benua ini aku jatuh cinta. Sampai sekarang masih berharap bertandang atau tinggal disana, semoga.

Guruku mengaminkan keinginan itu, setelah ku yakini beliau bahwa aku punya dua alasan memilih menggambar peta benua, pertama karena ketidak mampuanku menggambar objek2 gambar pada umumnya, kedua karena menurutku membuat peta lebih bermanfaat. Alibi :D, jangan tanya berapa lembar kertas yang ku habiskan untuk bsrlait. Tak terhitung. Mencocokkan lekukan dan garis melintang dan membujurnya. Dan akhirnya selesai juga. Menurutku ketika itu peta yang ku buat lumayanlah untuk mengapresiasi diri sendiri. Tapi sayang tidak ada moment dalam foto.

SAaat ini apapkah kemampuan menggambarku membaik? Ku rasa juga belum. Tapi taukah kalian selama dirumah, aku punya pekerjaan baru yakni melukis henna ditangan temanku, adek2ku, atau siapa saja yang ingin digambari punggung tangannya. Jadilah aku henna maker mendadak. Tapi tenang saja, saya tidak akan menggambar benua Australia untuk mereka.

Senang rasanya bisa menggambar diatas punggung tangan mereka, melihat bahwa setiap orang punya bakat terpendam. So never give

#alasankenapakitamudik
-cinikizai.wordpress.com
-samawainsight.blogspot.com
-mozaiknasional.wordpress.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar