Sejak kecil, bagiku moment Lebaran selalu beroleh-olehkan pertanyaan menggelitik. Aku ingat betul ketika itu usiaku masih 7 tahun dan tinggal disebuah desa pedalaman (untuk menuju desa tersebut kami menunggang kuda dan menyebrangi beberapa sungai) dan setiap romadhon mudik ke rumah nenek, begitu juga sepupu2kj yang dtang dari berbagai kota lainnya.
Kalian tau? Setiap kali berkumpul seperti itu kakek akan selalu bertanya pada kami tentang juara kelas, nilai2 mata pelajaran tertentu, ekstrakurikuler yang kami ikuti dan hal2 lain yang mungkin bagi bebrrapa orang menjadi pertanyaan apresiasi juga pertanyaan angker untuk yang lain.
Sejak itulah momen lebaran selalu menjadi pengingatku tentang betapa banyak hal yang harus aku perbaiki. Termasuk apa2 yang dilebaran kemudian akan menjadi pertanyaak khlayak handai-tolan, tetangga, teman sejawat.
Sampai saat ini, pertanyaan *yang membangungkan* itu selalu ku nanti di momen lebaran, karena bagiku jiwa yang sering lupa akan tanggungjawab pertanyaan2 semacam itu adalah salah satu suara semesta membangunkanku dari lamunan panjang selama di tanah rantau.
Untuk kalian yang bertanya
Terimakasih telah bertanya "kapan aku lulus?"
Karena pertanyaan itu kemudian aku tersadar bahwa ada org yang menanti kebahagiaanku, atau mungkin menyisipkan kebahagiaannya pada kebahagiaan milikku.
Terimakasih telah bertanya "kerja dimana?"
Karena pertanyaan itulah yang menjadi pengingat tentang betapa umurku saat ini telah masuk pada fase tanggung jawab yang bukan hanya tentang diriku sendiri, tapi juga mereka yang menanti hasil keringatku. Selain itu aku tersadar, sudah waktunya hari2ku melulu tentng buku dan perpustakaan, tapi juga berkarya untuk org lain.
Terimakasih telah bertanya "Untuk apa melanjutkan S2?"
Karena itulah aku tau betapa pentingnya seorang wanita mengenyam penddidikan tinggi, karena darinyalah sekolah generasi di bentuk.
Pertanyaan tentang itupula yang mengingatkanku bahwa brlajar adalah kewajiban bagi siapapun.
Terimakasih telah bertanya "kapan menikah?"
Karena pertanyaan itulah aku sadar bahwa mungkin sudah saatnya tembok tinggi yang ku bangun saat ini agar sedikit demi sedikit dikikis, karena mungkin irang tuaku beranjak berumur dan mereka mendambakan seorang cucu lucu.
Selain itu, pertanyaan kapan menikah, meningingatkanku bahwa sudah saatnya berbenah dengan serius, menyiapkan diri, dan belajar banyak hal sebelm benar2 memutuskan untuk menikah. Mengingatkanku tentang keharusanku melatih diriku sendiri, memperbaiki diri juga berdo'a semoga dia-yang entah siapa- juga sedang berproses.
Terimakasih telah bertanya banyak hal tentang hidupku,
Apakah aku risih? Tidak
Karena aku tau pertanyaan kalian sejatinya hanya basa basi, tapi bagiku pertanyaan kalian adalah do'a, pengingat dan energi semesta yang dibahasakan oleh manusia.
Teruslah bertanya. Bertanyalah terus.
Terimakasih telah bertanya.
Rumah (dgn sinyal tidak menentu) 8 juli 2016
#Alasankenapakitamudik
cinikizai.wordpress.com
mozaiknasional.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar